Himasos (Himpunan Mahasiswa Sosiologi) Universitas Kristen Satya Wacana menyelenggarakan Webinar Strategi dalam Adaptasi Perkuliahan Offline pada Masa New Normal yang diwajibkan untuk Mahasiswa Sosiologi Angkatan 2020 dan 2021. Kegiatan ini berlangsung pada Jumat, 27 Mei 2022 pukul 10.00 hingga pukul 12.40 WIB secara daring menggunakan sarana media virtual zoom FISKOM UKSW. Webinar yang bertujuan mendorong mahasiswa dalam mempersiapkan diri ketika menghadapi masa transisi perkuliahan online ke new normal menggunakan teori sosiologi serta meningkatkan pemahaman mahasiswa untuk dapat menyelesaikan permasalahan sosial terkait pentingnya pendidikan berbekal dengan strategi perkuliahan new normal menggunakan teori perubahan sosial, menghadirkan dua Pembicara yaitu Ibu Dr. Ir. Sri Suwartiningsih, M.Si (Lektor FISKOM UKSW dan Kepala Biro Pengabdian Masyarakat UKSW) sebagai narasumber pertama dan Bapak Suryo Sakti Hadiwijoyo, S.Si, M.H (Perencana Ahli Muda pada BAPPEDA Kota Salatiga dan Dosen NIDK pada Prodi Sosiologi FISKOM UKSW) sebagai narasumber kedua. Serta Moderator Kris Julis Iman Murni Waruwu, S.Sos (Alumni Sosiologi UKSW) dan Pembawa Acara Shela Yonanda (Mahasiswa Sosiologi 2019).
Webinar diawali dengan pengisian form daftar hadir peserta pertama, penjelasan tata tertib, serta dimulai dengan doa pembuka. Dilanjutkan dengan sambutan oleh Bapak Roberto Octovianus Cornelis Seba, S.H., M.H.I (Dosen dan Korbidkem FISKOM UKSW), Ibu Dr. Ir. Sri Suwartiningsih, M.Si dan Bapak Suryo Sakti Hadiwijoyo, S.Si, M.H (Pembicara), Brilyan Harlina (Ketua Himasos), serta Helda Juliany Waang (Ketua Panitia). Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan CV atau riwayat karir Ibu Sri oleh Moderator. Acara berikutnya adalah pemaparan materi oleh Ibu Sri selaku Pembicara Pertama. Ibu Sri menyampaikan bahwa dalam perkuliahan sebelum pandemic, mahasiswa dapat mengangkat tangannya untuk menyatakan pendapat dan bertanya. Kemudian mahasiswa bebas membuka mulutnya, berinteraksi tanpa jarak, dan sebagainya. Namun ketika kelas itu tidak dapat mengerjakan tugas lain di waktu yang sama, misalnya membuka handphone saja sudah dilirik teman atau dosen. Tidak seperti sekarang ini di masa pandemic, dibalik layar masing-masing kalian mungkin sambil kelas, membaca, atau sambil bermain game, dan lainnya. Pada saat awal pandemi (2020), kelas itu on camera masih banyak karena dia senang terlihat di kamera atau rindu dengan teman-temannya jadi mahasiswa masih berusaha untuk mengaktifkan kamera. Tetapi lambat laun (2021) itu menjadi off camera semua. Ibu Sri mengatakan bahwa “Perasaan saya menjadi tidak gerah lagi pada saat saya melihat NIM dan Nama”. Dengan kebijakan merdeka belajar dan merdeka kampus oleh Bapak Nadiem Makarim bahwa pengajar merdeka dapat menyampaikan materi dengan caranya sendiri, dan mahasiswa merdeka untuk menerima hak itu, apakah mahasiswa itu mau menyedot haknya semaksimal mungkin dengan cara mengambil materi dari dosen ataukah dia tidak, yang penting memenuhi kewajiban membayar setelah itu kemudian tidak usah haknya diterima.
Strategi adaptasi yang dapat dilakukan adalah mix-method. Jadi kalau luring ya luring saja, kalau daring juga daring saja. Bagi semua mahasiswa terutama angkatan 2020 dan 2020 perlu merenungkan terlebih dahulu mengenai makna kuliah, mengatur waktu dengan baik, biaya, serta sikap dimana ketika daring kalian bisa sambil rebahan, namun ketika luring kalian harus duduk di kursi, cara berpakaian harus sopan dan rapi, serta cara untuk berteman itu bagaimana. Hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah fisik, psikis, motivasi, dan relasi. Analisis sosiologisnya adalah Teori David Mc.Cleland mengenai kebutuhan akan prestasi (nAch-achievement), dorongan untuk mengungguli, berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar, berusaha keras untuk sukses. Kemudian Teori Struktural Fungsional dari Talcot Parson yang berkaitan dengan peran dan struktur sosial, perlu adaptasi, dan keseimbangan. Bagi Parsons sekolah memiliki fungsi sarana sosialisasi, wadah seleksi dan alokasi, dan memberikan kesamaan kesempatan. Terakhir adalah teori interaksionalisme simbolik dari George Herbert Mead dan Charles Horton Cooley yang memusatkan perhatiannya pada interaksi antara individu dan kelompok, contohnya hubungan antara guru dan murid. Dalam perkuliahan, mahasiswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan sesuai dengan program studinya, memperoleh latihan pertumbuhan sikap dan perilaku, memiliki kesempatan dalam mengembangkan keterampilan umum dan khusus, serta menyiapkan diri sebagai insan yang kreatif, produktif, dan mandiri. Jadi kesimpulannya adalah dengan adanya merdeka belajar kampus merdeka, pendidikan orang dewasa, dan mengembangkan modal sosial. Kemudian acara selanjutnya adalah tanya jawab.
Selanjutnya adalah pembacaan CV atau riwayat karir Bapak Suryo. Acara berikutnya adalah pemaparan materi oleh Bapak Suryo. Bapak Suryo menyampaikan bahwa inti dari strategi adaptasi adalah perubahan perilaku karena semua orang berubah perilakunya. Misal tadi tahun 2020 mahasiswa masih aktif, namun sekarang sudah pada jenuh. Dibalik layarpun mahasiswa dapat mengerjakan hal lainnya. Akan tetapi di masa pandemic ini, kita dapat lebih mengetahui dan memahami beberapa macam aplikasi seperti google meet, zoom, dan sebagainya. Ketika masa-masa pandemic, kita dipaksa untuk mengetahui macam-macam tools yang digunakan untuk media daring. Adaptasi adalah suatu bentuk proses respon terhadap kejadian dan krisis yang kemudian adaptasi ini diikuti dengan perubahan perilaku baik oleh masyarakat maupun pemerintah. Daring menuntut inovasi dalam perkuliahan, berbagai macam hal yang dilakukan selama luring itu dilakukan itu tidak akan muncul ketika kita tidak ditantang dan tidak dituntut untuk berinovasi. Inovasi dalam segala hal termasuk dalam media pembelajaran. Ketika ada webinar nasional ataupun workshop secara luring, cost atau biayanya akan lebih besar dibandingkan ketika dilakukan secara daring. Namun media daring memang memiliki konsekuensi-konsekuensi yang harus kita hadapi. Media daring membuat jenuh, interaksi menjadi kurang, dan pembelajaran tidak optimal.
Merdeka belajar membuat dosen dan mahasiswa untuk berinovasi. Studi lapangan yang dilakukan mahasiswa lebih baik dilakukan secara luring guna mempersiapkan mahasiswa untuk berinteraksi dengan public atau masyarakat. Diperlukan kesiapan adaptasi kita dalam konteks menyambut kuliah luring di semester ganjil. Bapak Suryo sepakat dengan Ibu Sri bahwa akan melakukan kombinasi kuliah daring dan luring. Keadaan terus membaik namun harus tetap terus waspada, karena pandemic belum berakhir. Kita belum selesai pandemic, namun proses pengendaliannya itu yang lebih baik. Kemudian diperlukan kehati-hatian oleh semua pihak mengenai bagaimana strategi atau langkah adaptasi yang kita lakukan. Dinamika wilayah dimana Kota Salatiga sebagai kota penyangga antar daerah, terletak di tengah-tengah dan menjadi lintas Semarang, Solo, dan sebagainya. Letak Kota Salatiga yang strategis ini berimplikasi pada banyak hal termasuk bisa menjadi media meningkatnya kasus-kasus penularan yang muncul, misalnya pandemic karena Salatiga menjadi jalur dan memerlukan sumber daya dari wilayah lainnya sehingga tidak bisa melakukan lockdown. Kota salatiga merupakan kota kecil yang menjadi transitnya orang manapun. Dinamika tergantung pada tiga hal yaitu pertama mengenai bagaimana inter-regional itu muncul. Inter-regional adalah interaksi antar RT, RW, Kelurahan, Kecamatan yang ada di Salatiga. Misalnya mahasiswa yang kos di Salatiga perlu hati-hati untuk mengurangi interaksi jika pandemic sedang naik-naiknya. Saat pandemic melandai pun juga tetap hati-hati dan taat prokes. Kedua intra-regional mengenai interaksi dengan tempat yang lain. Ketiga supra-regional berkaitan dengan tata kelola dan manajemen yang ada di Kota Salatiga seperti dinas, lembaga, dan lainnya memberikan kebijakan-kebijakan yang menjamin proses luring berjalan dengan baik tanpa mengabaikan protocol kesehatan. Kesimpulannya bahwa adaptasi tidak hanya dilakukan oleh mahasiswa, dosen, dan unsur lembaga pendidikan tinggi, tetapi oleh semua elemen di daerah (Pemda, Komunitas, Pelaku Usaha Kecil/Warung, Pemilik Kos, dan sebagainya). Strategi adaptasinya yaitu dengan adanya perubahan perilaku dan perubahan kebijakan. Dua hal inilah yang menjadi irisan antara teori dinamika wilayah dan teori AGIL dalam konteks adaptasi. Siap atau tidak untuk kuliah luring tergantung masing-masing orang dalam hal ini mahasiswa.
Acara berikutnya dilanjutkan dengan tanya jawab (sesi diskusi). Kemudian adalah pengumuman terkait output dalam webinar ini yaitu para peserta diwajibkan untuk membuat mindmap sebagai syarat utama untuk memperoleh e-sertifikat dan disediakan doorprize untuk para peserta. Webinar yang dihadiri oleh kurang lebih 40 peserta di ruang virtual zoom, diakhiri pada pukul 12.40 WIB dengan doa penutup serta sesi foto bersama.